Mengulas Tentang Misteri Rumah Gurita di Bandung – Rumah Gurita adalah salah satu ikon legenda kota Bandung yang paling terkenal. Rumah berlantai empat ini memiliki desain dan dekorasi yang terdiri dari gurita raksasa di atas atapnya yang membuat orang bertanya-tanya. Ada beberapa orang yang mengira rumah tersebut adalah tempat ritual pemujaan setan.
Namun, benarkah desas-desus itu?
Rumah Gurita berada di Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Sukajadi, di kompleks perumahan Sukadamai. Rumah Gurita terletak di depan Kantor Pos Sukagalih dan dapat diakses melalui Jalan dr Djundjunan atau jalan Sukagalih. STQ XXV Kalbar
Rumah Gurita terletak di belakang rumah nomor 6 di perumahan Sukadamai dari sisi depan. Sepertinya penomoran ini juga sering dikaitkan dengan angka setan, seperti triple enam atau 666.
Di sisi lain, Rumah Gurita terletak di balik bangunan atau rumah nomor 6 tersebut. Dari depan, satu-satunya hal yang terlihat adalah gurita dengan dua lubang kaca seperti mata yang menghiasi kepala atau badan patung gurita raksasa.
Namun, rumah nomor 6 bukan satu-satunya cara untuk masuk ke Rumah Gurita. Di bagian timur Rumah Gurita, ada gerbang putih tinggi yang menghadap ke Jalan Cipedes.
Selain itu, antajawabarat.com mencoba melihat dari sudut pandang barat. Terdapat kaca-kaca besar yang dapat dilihat dari lantai tiga bangunan tersebut. Kaca-kaca tersebut menampilkan gambar seorang pria berjanggut dan berambut panjang, pasukan kavaleri, dan beberapa pria berambut ikal dengan wajah menyeringai. Ada beberapa foto wajah lainnya yang tidak terlihat.
Orang-orang setempat, Oong (72), mengatakan bahwa rumor bahwa Rumah Gurita adalah tempat pemujaan iblis telah berkembang sejak beberapa tahun yang lalu. Namun, sebagai orang yang telah tinggal di dekat Rumah Gurita sejak tahun 1980-an, dia akhir-akhir ini memastikan bahwa berita yang tersebar luas di internet adalah palsu.
Seorang pengusaha bernama Pak Frans adalah pemilik gedung ini. Saya kenal baik dengannya dan kami sering berbicara. Oong mengatakan bahwa rumah ini hanya menjadi rumah singgah karena pemiliknya berada di Jakarta.
Ia menegaskan bahwa banyak orang melakukan ibadah di depan Rumah Gurita. Menurutnya, kejadian tersebut tidak pernah terjadi selama dia tinggal di sana: “Itu bohong, saya tinggal di sini sejak tahun 1986.” Menurutnya, itu tidak pernah terjadi.
“Awalnya sering dipakai warga untuk musyawarah,” kata Ong. Dia menambahkan bahwa bangunan Rumah Gurita pada awalnya digunakan sebagai tempat di mana warga kompleks dapat berkumpul dan berdiskusi karena ruangnya yang luas yang dapat menampung banyak orang.
Menurut apa yang dia katakan, ruangan kosong di lantai pertama dan kedua Rumah Gurita dipenuhi dengan banyak patung. Semua orang tahu bahwa Frans, sang empunya rumah, sangat menyukai seni. “Jadi ada patung-patung tersebut di rumahnya,” katanya.
Baca Juga : Mengenal Sejarah, Makna, dan Asal Usul Tari Jaipong
Kemudian ada taman Indian dengan lantai teratas tempat gurita raksasa bertengger. Tentakel gurita adalah salah satu penghias taman. Di sisi lain, ada kolam renang di sisi barat bawah rumah.
Dia menambahkan, “Kenapa bangunannya luas juga, karena pak Frans mengatakan untuk membuat sarana fitnes. Tapi keinginan itu belum terwujud sampai sekarang.”
Oong menyatakan bahwa rumah tersebut tidak benar-benar kosong saat ini. Rumah tersebut diurus oleh kakak Frans. Sekarang Pak Frans berada di Jakarta, dia mulai jarang datang ke sini. Kabarnya kondisinya saat ini sangat memburuk,” ia menyimpulkan.